YOGYAKARTA (ILKOM) - Majunya perkembangan teknologi kerap kali membuat masyarakat kebingungan memperoleh informasi yang benar. Masyarakat kini dapat memperoleh berbagai informasi melalui media sosial namun apakah semua informasi yang diperoleh teruji dan faktual? Nah, untuk menjawab itu, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Respati Yogyakarta (Ilkom UNRIYO) mengadakan diskusi bertajuk “Jangan Tertipu! Bongkar Rahasia di Balik Hoaks” pada Kamis, (16/01/2025) lalu di Kedai Kopi Fleur Godean, Yogyakarta.
“Diskusi ini masih rangkaian semarak literasi digital yang merupakan bagian dari tugas akhir mata kuliah Literasi Digital untuk kelompok 2,” kata Mohammad Solihin, dosen pengampu “Literasi Digital” yang lebih akrab disapa Cak Sol ini.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber mahasiswa Ilkom UNRIYO dengan peserta diskusi dari anggota komunitas otomotif Yogyakarta Itasha Community (YOICO). Sely Yulita, selaku moderator membuka acara diskusi ini dengan melempar pertanyaan ke peserta tentang pengetahuan terkait informasi hoax. Semua peserta kompak tidak mengetahui bahwa “Informasi Hoax itu berbeda dengan “Berita Hoax” yang dikenal di masyarakat.
Anisya Fujila, selaku Narasumber pertama membuka diskusi dengan menekankan berita hoax itu tidak ada, karena berita adalah informasi yang telah disusun dan diperiksa sebelumnya oleh media massa sesuai kode etik jurnalistik. Anisya menjelaskan bahwa informasi hoax lah yang sangat berbahaya karena dapat memecah persepsi masyarakat dan merugikan seseorang, organisasi atau masyarakat pada umumnya.
Literasi digital penting untuk memahami bahwa semua informasi yang didapatkan oleh masyarakat belum tentu kebenarannya. Hal inilah yang diungkap oleh Aditya Putera selaku Narasumber kedua. Banyak cara untuk mengetahui informasi yang beredar di masyarakat itu benar atau tidaknya. Aditya menjelaskan segala informasi yang “Too Good to be True” atau terlalu bagus untuk menjadi kenyataan kerap kali menipu masyarakat seperti penipuan mendapatkan hadiah dari Bank atau artis ternama.
Berbagai pertanyaan muncul dari peserta seperti dari wakil ketua YOICO, Benta Pasha terkait informasi hoax yang muncul di media sosial.
“Apakah itu memang sengaja disebarkan atau memang natural dari informasi hoax?” tanyanya.
Anisya pun menjelaskan banyak sekali informasi hoax disebarkan karena ingin menghancurkan reputasi seseorang atau organisasi, atau bahkan memecah masyarakat demi kepentingan pembuat hoax. Informasi hoax tentang adanya Tsunami yang akan melanda Yogyakarta pasca Gempa 6.4 SR yang melanda tahun 2006 membuat masyarakat Yogyakarta panik berbondong-bondong menyelamatkan diri dan meninggalkan rumah yang masih ada harta berharga menjadi contoh yang disebutkan oleh Aditya. Contoh tersebut menjadi bukti dampak informasi hoax yang sangat merugikan masyarakat.
Setelah sesi tanya jawab, acara diskusi ditutup dengan sesi foto bersama peserta dengan pemateri dan diarahkan oleh Fachry selaku anggota dokumentasi kelompok. Peserta mengaku lebih mengetahui dampak dari informasi hoax yang merugikan tidak hanya diri sendiri tetapi masyarakat luas.
“Sebelumnya kami sering melihat informasi hoax di media social, namun kami tidak tahu apakah informasi itu benar atau tidaknya. Kami bersyukur dapat bertukar pikiran dengan teman-teman mahasiswa Ilkom UNRIYO,” ungkap Yohanes Tomy, selaku anggota dan pendiri YOICO.
Diskusi yang dijalankan oleh para Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNRIYO ini menunjukkan betapa besar dampak ketidaktahuan oleh masyarakat terkait informasi hoax. Program diskusi yang diarahkan oleh Cak Sol sebagai dosen pengampu diharapkan bisa menjadi agen perubahan dalam menyebarkan semangat literasi digital yang lebih baik di masyarakat. Harapan agar masyarakat melek informasi harus didukung oleh semua orang dan masyarakat harus menjadi masyarakat yang cerdas dan cermat dalam menerima informasi. (Penulis: Sely Yulita Eka Umbu Pati, Fachry Rachmad Maulana, Anisya Fujila, Aditya Putera Tanriawan. Editor: MS)
Follow INSTAGRAM: @ilkom_unriyo
FACEBOOK: Prodi Ilmu Komunikasi Unriyo
YOUTUBE CHANNEL: Prodi Ilmu Komunikasi UNRIYO