YOGYAKARTA (ILKOM) - Suasana hangat di Yogyakarta terasa seimbang dengan kesejukan AC yang menyelimuti KF Kopi Nuri, tempat 4 mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) mengadakan diskusi bertema "Disinformasi, Malinformasi, dan Misinformasi untuk Gen Z yang Lebih Cerdas", Sabtu (11/01/2025) lalu. Diskusi ini, yang merupakan bagian dari tugas mata kuliah “Literasi Digital” dengan dosen pengampu Mohammad Solihin yang akrab disapa Cak Sol.
“Kegiatan ini merupakan bentuk tugas akhir bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Literasi Digital semester 7 untuk memberikan edukasi secara nyata kepada Masyarakat khususnya khalayak rentan yakni perempuan, remaja, ibu-ibu, dan manula agar memiliki kompetensi literasi digital. Dan ini merupakan kegiatan kelompok 1 dari 6 kelompok,” terang caksol.
Diskusi yang menghadirkan kelompok dari mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UNRIYO sebagai narasumber ini sukses menarik perhatian mahasiswa dari berbagai kampus di Yogyakarta seperti UGM, AMIKOM, UNNES, dan lainnya. Acara dimulai dengan pembukaan oleh moderator Lidwina Amy, yang memperkenalkan anggota kelompok dan menjelaskan susunan acara. Sebelum diskusi dimulai, peserta diminta untuk mengisi presensi dan pre-test yang dapat diakses melalui kode QR yang tersedia. Hasil pre-test menunjukkan bahwa 85% peserta belum memahami perbedaan antara misinformasi, disinformasi, dan maliinformasi, sementara 100% peserta mengaku sering terpapar berita hoaks.
Diskusi dimulai dengan penjelasan Arya Nurlesta tentang definisi dan perbedaan antara disinformasi, misinformasi, dan maliinformasi. Antusiasme peserta terlihat jelas dari fokus mereka pada setiap penjelasan Arya. Setelah sesi tersebut, peserta diajak menyimak video edukasi mengenai berita hoaks untuk memberikan gambaran nyata tentang topik yang dibahas. Sarbania, narasumber berikutnya, melanjutkan dengan sesi praktik cek fakta. Dengan menggunakan aplikasi WhatsApp Kalimasada dan peserta diajarkan cara memverifikasi fakta pada gambar, berita, dan informasi lain yang sering mereka temui. Praktik ini berhasil membuat peserta semakin paham dan terlibat aktif.
"Bagaimana cara menghadapi orang tua yang mudah termakan berita hoaks?" tanya Daffa, salah satu peserta dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Sarbania, mahasiswa Ilmu Komunikasi UNRIYO angkatan 2021 ini mengutip kata dari Bung Hatta yakni “Siapa yang mendidik satu laki-laki berarti telah mendidik satu manusia, sedangkan siapa yang mendidik satu perempuan berarti sedang mendidik satu generasi”. Kutipan ini memberikan pesan mendalam bahwa mendidik keluarga terdekat adalah langkah awal untuk mengatasi hoaks di masyarakat.
Setelah diskusi dan praktik, hasil post-test peserta menunjukkan peningkatan signifikan. Seluruh peserta (100%) akhirnya memahami konsep disinformasi, malinformasi, dan misinformasi, serta cara membedakannya. Data ini menjadi bukti bahwa edukasi langsung dengan pendekatan interaktif sangat efektif.
Diskusi ditutup dengan pembagian doorprize bagi peserta yang aktif bertanya dan sesi foto bersama. Jeval, salah satu anggota kelompok, membagikan hasil dokumentasi serta data pre-test dan post-test. Diskusi ini tidak hanya memberikan pemahaman baru kepada Gen Z, tetapi juga menjadi pengingat bahwa masih banyak masyarakat, khususnya generasi muda, yang perlu diedukasi lebih lanjut tentang informasi yang benar. Dengan arahan dari dosen Pengampu mata kuliah “Literasi Digital” Cak Sol, mahasiswa diharapkan dapat menjadi agen perubahan dalam menyebarkan literasi digital yang kuat dan efektif di tengah era informasi yang semakin kompleks. Harapannya, Gen Z mampu menjadi generasi cerdas yang bijak menyaring dan menyebarkan informasi di era digital ini. (Penulis: Sarbania, Arya Nurlesta, Lidwina Amy, Ferdian Jeval. Editor: MS)
Follow INSTAGRAM: @ilkom_unriyo
FACEBOOK: Prodi Ilmu Komunikasi Unriyo
YOUTUBE CHANNEL: Prodi Ilmu Komunikasi UNRIYO