<?php echo $berita_read->judul_berita ?>

YOGYAKARTA – Salahsatu mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Respati Yogyakarta merasa tergugah perasaannya saat melihat foto-foto human interest yang ditampilkan oleh narasumber dari praktisi fotografi jurnalistik harian Kompas. Foto-foto tersebut tidak hanya apik dalam hal komposisi, sudut pandang, dan pembingkaian, namun juga sisi human atau manusia yang menjadi perhatian atau ketertarikan orang yang melihatnya. Dalam benaknya pun muncul sebuah pertanyaan, “Pernah tidak momen foto yang dipotret tersebut merasa trenyuh atau ada emosi melihatnya setelah fotonya itu jadi?”, tanya Oktavia, mahasiswi angkatan 2018 ini yang penasaran dalam Webminar “Fotografi Jurnalistik: Kiat Memotret Human Interest Bernilai Berita” yang digelar oleh Program Studi Ilmu Komunikasi, FISE, UNRIYO, Senin (11/1) lalu via zoom meeting.

    Mendapatkan pertanyaan tersebut, Iwan Setiawan, narasumber yang sudah malang melintang menjadi wartawan foto di harian Kompas selama 20 tahun ini mengungkapkan pengalamannya. 

“Saya sering mendapatkan perasaan seperti itu saat melihat foto-foto yang sudah jadi, karena itu bagian dari simpati dan empati kita sebagai manusia normal yang punya hati nurani,” ungkapnya sambil menunjukkan foto para penderita kanker yang dipotretnya. “Foto-foto human interest atau dalam fotografi jurnalistik disebut juga daily life photo atau foto peristiwa kehidupan keseharian manusia yang bernilai kemanusiaan untuk berita feature,” sambungnya yang saat ini menjadi Editor Foto Harian Kompas.

    Sementara itu, Mohammad Solihin, narasumber dari Dosen Prodi Ilmu Komunikasi, FISE, UNRIYO memberikan paparannya mengenai konsep fotografi jurnalistik human interest. Menurutnya, ada aspek penting dalam memotret fotografi jurnalistik yang harus diperhatikan oleh pemotret. Disamping itu juga ada unsur yang menarik simpati, empati atau menggugah perasaan orang yang melihatnya.

“Aspek penting dalam memotret foto jurnalistik adalah adanya unsur fakta atau peristiwanya benar-benar terjadi alias tidak direkayasa, kemudian adanya unsur informasi atau pesan berita tentang sesuatu, serta adanya unsur cerita di dalamnya bagaimana terjadinya peristiwa itu,” terang dosen yang akrab disapa Cak Sol ini. 

    Gak terasa sudah 2 jam lebih webminar yang dimoderatori oleh Yanus Purwansyah Sriyanto, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UNRIYO ini mendapatkan antusias yang luar biasa dari peserta. Tidak hanya sesi paparan narasumber dan diskusinya yang menarik, juga tak kalah menariknya sesi pemenang doorprize dari pertanyaan terbaik yang menambah semangat mahasiswa mengikuti webminar ini. 

“Alhamdulillah, meet up#2 webminar di awal tahun baru 2021 ini dapat terlaksana dengan sukses menghadirkan praktisi industri media khususnya fotografi jurnalistik yang merupakan peminatan di prodi kami selain broadcasting. Dengan adanya acara ini diharapkan mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang fotografi jurnalistik yang up-to-date,” kata Dian Rhesa Rahmayanti, Ketua Prodi S-1 Ilmu Komunikasi UNRIYO. (CS)

 

Follow INSTAGRAM: @ikom.respati

FACEBOOK: Prodi Ilmu Komunikasi Unriyo

YOUTUBE CHANNEL: Prodi Ilmu Komunikasi UNRIYO

.

Berita Sebelumnya GAIRAH BARU SIAP WUJUDKAN “GREAT UNRIYO”
Berita Selanjutnya Kunjungan Industri atau Study Tour